Rekans Pembaca sekalian, sudah lama kami tidak membuat artikel terkait bisnis ya. Kali ini ada satu yang kami ingin perdalam yaitu terkait wei ji nya pandemi corona.
Wei Jie disebut juga dengan bahaya dan peluang. Bisa dibilang di tengah - tengah bahaya, pasti ada peluang. Di sebuah bencana gunung meletus akan ada keuntungan berupa tanah menjadi subur. Pada sebuah perdagangan saham, ketika saham turun pilihan kita adalah menjual untuk cut loss atau tetap bertahan dengan harapan harga akan kembali menjadi normal dan rebound kembali sehingga kita menjadi untung.
Pada masa pandemi ini juga sama lho sebetulnya.
Penulis yakin ada banyak sekali model bisnis yang terdampak wabah pandemi corona. Bagaimana tidak, bila biasanya depan toko kita ramai orang lewat, mungkin saat ini yang lewat saja sepi. Padahal yang lewat belum tentu beli bukan? Konsep ini juga ada di perdagangan online lho. Jumlah pengunjung masih harus dibandingkan dengan jumlah pembeli, biasanya disebut dengan tingkat konversi.
Lalu kesempatan bisnis apa yang bisa kita ambil saat pandemi Corona ini?
Masker
Hampir semua orang baik tua dan muda memerlukan masker. Model beli dengan harga murah secara online dan jual offline dengan harga agak tinggi masih bisa kita lakukan. Saat ini hampir semua tempat mewajibkan mereka yang masuk menggunakan masker. Bila tidak mereka tidak diperkenankan masuk. Mendapati hal ini biasanya di tempat - tempat umum makin menjamur penjual masker. Ada masker bedah, masker kain 3 lapis, masker kain dengan versi kantong maupun masker kain model scuba.
Jahe
Ya, salah satu komoditi yang naik daun setelah pandemi corona adalah jahe. Hampir semua orang mencari jahe, akibatnya harga jahe merah meroket hingga 80 - 90rb per kilo. Harga produk terkait jahe pun mulai merangkak naik. Bubuk jahe juga mulai banyak dicari mengingat jahe merah biasanya dikirim dalam keadaan segar dan bisa busuk bila lama di perjalanan.
Kebutuhan Dapur
Tau tidak, semenjak pandemi corona hampir semua orang takut pergi ke pasar. Permintaan sayur dan kebutuhan dapur lain seperti bumbu, bawang merah dan putih hingga telur, daging sapi maupun ayam harus dipenuhi oleh abang tukang sayur keliling. Karena inilah omzet tukang sayur keliling langsung meroket.
Sebaliknya mereka yang berjualan dipasar pasti turun omzetnya karena orang - orang masih takut untuk berbelanja langsung dipasar. Walaupun demikian di pasar dekat rumah masih terpantau ramai sih. Ada kemungkinan mereka yang membeli tidak untuk dipakai sendiri melainkan dijual kembali atau sekedar memenuhi kebutuhan rumah dan tetangga sekitar rumah.
Dengan kata lain kebutuhan dapur yang bisa diantar seperti go shop seperti nya memiliki potensi pasar yang cukup besar. Di Kota Malang maupun Madiun sudah ada layanan belanja pasar secara online. Nomor pedagang pasar di share melalui WA group agar pembeli yang rumahnya dekat bisa minta tolong delivery barang - barang kebutuhan mereka.
Dengan demikian penjual masih bisa berjualan walaupun secara online, dan pembeli pun masih bisa memenuhi kebutuhan sehari - hari.
Lebih dalam tentang belanja online kebutuhan dapur melalui sistem ini ya. Dengan adanya pandemi saya rasa pasar untuk aplikasi serupa hal ini akan sangat membantu proses bisnis belanja online dengan model seperti ini. Bisa juga sih belanja lewat marketplace tapi kan tidak semua barang ada di marketplace seperti tokopedia maupun shopee? Kecuali mereka melihat potensi ini dan mulai mengembangkan market pasar basah dengan maksud membantu pemasaran pedagang pasar dan kebutuhan rumah tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?
Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami
:: klikmenurutsaya ::