Sifat Allah adalah sifat sifat yang wajib ada pada Allah. Pembaca pusat informasi masih ingat tidak pelajaran agama saat dulu masih sekolah?
1 Wujud (Ada)
Membuktikan adanya Allah SWT sudah barang tentu tidak akan sama dengan membuktikan adanya berbagai benda di sekitar kita. Adanya (wujud) benda dapat dibuktikan dengan alat indra manusia, dapat dilihat, diraba, didengar dan sebagainya, tetapi wujud Allah SWT sangat berbeda, tidak dapat dilihat, diraba, didengar langsung suaranya melalui pancaindra.
Untuk membuktikan adanya Allah SWT hanya melalui tanda-tanda yang dapat dibaca oleh hati nurani manusia. Kita melihat adanya bumi ini dengan segala isinya yang serba unik,
aneh dan mengagumkan, kita melihat benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet angkasa yang sangat besar dan banyak jumlahnya. Apakah dikatakan bahwa benda-benda itu terjadi dengan sendirinya ?
Coba perhatikan sebuah rumah, sebuah kursi, sebuah kapal terbang, bola dan sebagainya itu dibuat oleh manusia, artinya di adakan dan mustahil semua itu akan ada kalau tidak dibuat. Di sini kita mesti mengukur bahwa adanya rumah, kursi, kapal ter bang karena diadakan dibuat. Siapa yang membuatnya? Manusia!
Jadi semua benda-benda di alam ini, bumi dengan semua isi nya, langit dan angkasa dengan planet lainnya membuktikan ada nya yang menciptakannya, yaitu Allah SWT. Wujud Allah SWT sebagai penyebab dari wujud segala-galanya.
Firman Allah Ad Dukhan : 6 - 7
Artinya Sebagai rahmat dari Tuhanmu, sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Tuhan yang me.
melihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya jika kamu adalah orang yang meyakini (Ad Dukhan 6-7).
Sifat wujud bagi Allah SWT harus menjadi dasar keyakinan bagi manusia sebelum dapat memahami dan meyakini sifat Allah SWT yang lainnya, seperti Allah Maha Kuasa. Maha Esa, Maha Hi duo, tidak berawal dan tidak berakhir dan sebagainya.
2. Allah SWT Terdahulu (Qidam).
Qidam artinya terdahulu. Allah SWT ada, tidak ada permu laan seperti halnya benda-benda yang ada di alam. Dia ada tanpa awal atau permulaannya. Apabila Allah SWT berpemulaan, maka samalah kedudukannya dengan benda-benda yang ada di alam.
Tentu hal ini mustahil bagi Allah SWT.
Dialah yang awal dan yang akhir yang zahir dan yang Latin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (AL Hadid: 3).
Apabila kita perhatikan suatu contoh yang sederhana, seperti rumah adalah buatan manusia, maka sebelum ada manusia sudah barang tentu rumah itu belum ada. Adapun manusia lebih dahulu dan pada rumah, artmya yang membuat lebih dulu dari pada yang dibuat
Demikian pula tentang manusia-manusia dilahirkan oleh ibu.
ibu yang pertama dan siapa yang menciptakan ibu tentunya tim.
bul pula pertanyaan demi pertanyaan yang jawabannya tak kan detemukan dari penelitian ilmiahnya.
Jawabannya akan kembali kepada agama dan iman, tentunya akan kembali kepada Khalik (Allah SWT).
3. Allah SWT Kekal (Baqa).
Baqa artinya kekal, Allah SWT akan terus ada atau wujud selamanya, tanpa batas waktu, wujud-Nya tanpa kesudahan
Apabila wujud-Nya berkesudahan, tentu Allah SWT akan sama dengan makhluk. Mustahil hal yang demikian terjadi pada Allah SWT.
Allah SWT adalah Khalik (Pencipta) dan alam adalah makh luk (yang diciptakan). Allah SWT menjadikan segala sesuatu di alam ini. Pencipta (Khalik) mempunyai sifat baqa yaitu kekal selama-lamanya tanpa permulaan dan tanpa akhir. Firman Allah SWT
Semua yang ada di bumi itu akan binasa dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar Rahman 26-27).
Kalau Tuhan tidak kekal atau mati dan musnah, tentu akan terhentilah segala sesuatu di alam ini. Lalu apa yang terjadi sesu dah itu? Bagaimana seterusnya? Kalau seluruhnya musnah tidak mungkin ada hari dibangkitkan sesudah kiamat, karena tidak ada yang mengendalikan, yang berkuasa dan yang kekal.
4. Allah SWT Berbeda dengan ciptaan-Nya (Mukhalafatu lil hawadits).
Kalau kita umpamakan sifat Allah SWT bersamaan dengan sifat makhluk ciptaan-Nya, seperti dengan sifat manusia, makhluk Nya yang paling mulia di muka bumi ini, maka dapat terlihat gambaran sebagai berikut:
a. Kejadian manusia terdiri dari unsur yang bermacam-macam, ya itu : daging, tulang, darah, air dan sebagainya, yang masing-ma sing mengandung kelemahan-kelemahan.
b. Sifat hidup manusia tergantung pada peranan organ-organ yang terdapat pada dirinya : jantung, otak, ginjal, hati, usus dan se bagainya, yang mempunyai kelemahan-kelemahan.
c. Sifat perbuatan manusia tergantung pula pada kemampuannya yang sangat terbatas, baik secara lahir maupun batin yang se cara jelas mengandung kelemahan-kelemahan.
Dengan demikian mustahil Allah SWT memiliki kelemahan kelemahan seperti tersebut di atas. Oleh karena Allah SWT ber beda dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah Maha Istimewa dan Maha Sempurna dari segalanya.
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
(Asy Syura: 11).
5. Allah SWT Berdiri dengan sendiri-Nya (Qiyamuhu binafsihi).
Qiyamuhu binafsihi artinya Allah SWT berdiri dengan sen diri-Nya, Allah SWT tidak memerlukan bantuan dari kekuatan lain dalam menciptakan dan memelihara alam semesta, karena la mempunyai kekuatan yang ada pada dirinya. Apabila Allah SWT memerlukan kekuatan lain untuk menambah kekuatan-Nya, tentu hal itu menunjukkan kelemahan Allah SWT. Hal yang de mikian mustahil terjadi pada Allah SWT.
Allah SWT adalah pencipta alam dengan segala isinya. Ini berarti bahwa dalam menciptakan alam tersebut tidak ada yang membantu-Nya, karena memang belum ada sesuatu selain Dia.
Allah SWT-lah yang menjadikan segala sesuatu
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu" (Az Zumar 62).
Orang-orang yang beriman wajib melaksanakan peraturan peraturan Allah SWT, dalam rangka pengabdian kepada-Nya, ini bukan berarti Allah membutuhkan pengabdian manusia, sebab tanpa disembah pun kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dapat tegak dengan sendirinya.
Allah tidak ada Tuhan, melainkan Dia yang Hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri (Ali Imran : 2).
6.
Allah SWT Maha Esa (Wahdaniyah).
Sebagai rangkaian keyakinan dan iman terhadap wujud Allah SWT, maka manusia dituntut pula untuk meyakini bahwa wujud Allah Yang Esa, artinya bahwa Allah SWT tidak berbilang, dua, tiga dan sebagainya.
Ke-Esaan Allah itu mutlak, artinya la (Allah) Esa menurut zat-Yang, sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Esa Dzatnya artinya tidak karena hasil perjumlahan, perkalian atau dari segala perhitungan dari macam-macam unsur. Kalau matahari misalkan terlihat se bagai benda yang satu, maka sesungguhnya benda matahari itu terdiri dari bermacam-macam unsur.
Ke-Esaan Allah SWT, itu tidak dapat diperhitungkan unsur un surnya. Ia Esa dan Esanya mutlak. Esa sifat-Nya, artinya bahwa semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak dapat diper samakan dengan sifat-sifat yang ada pada makhluk-Nya. la Esa dengan ke-maha-sempurnaan-Nya.
Esa perbuatan-Nya, artinya bahwa Allah SWT sendirilah yang mengatur, menguasai, memelihara dan sebagainya. la (Allah) SWT dalam perbuatan-Nya tidak dicampuri oleh perbuatan perbuatan lainnya. Alam dengan segala isinya ini diciptakan oleh kehendak-Nya sendiri, perbuatan-Nya sendiri, tidak ada campur tangan kekuasaan lain.
Katakanlah : "Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah ada.
lah Tuhan, yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. (Al Ikhlas: 1-4).
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan, melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(Al Baqarah : 163).
Kita mengenal dalam sejarah bahwa pada dasarnya pimpinan suatu negara atau pemerintah adalah satu orang (sebagai Kepala Negara) yang mengatur jalannya pemerintahan.
Demikian pula kita lihat Kepala Sekolah, Kepala Instansi instansi, pengemudi motor, masinis, pilot, dan sebagainya hanya satu orang saja yang memegang kemudi.
Mengapa demikian ?
Kalau satu negara diperintah oleh lebih dari seorang pemimpin (Kepala Negara), atau sekolah dipimpin oleh Kepala Sekolah lebih dari satu, atau sebuah kapal terbang dikendalikan lebih dari seorang pilot, maka tidak mungkin dapat dikendalikan dengan baik, malahan dapat mengalami kehancuran.
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. (Al Anbiyaa: 22).
Halnya tentang pengendalian alam ini, tidak mungkin pengen dalil itu lebih dari satu. Jelasnya bahwa satu kendali, satu pemimpin, yaitu Allah SWT Yang Maha Esa.
7.
Allah Maha Kuasa (Qudrat).
Qudrat artinya kuasa. Allah SWT bersifat kuasa atau mem punyai kekuasaan allah kuasa menciptakan alam, mampu memeli haranya dan sanggup pula menghancukannya tanpa bantuan dan pertolongan kekuasaan lain. Inilah di antara sifat yang wajib bagi Allah SWT adalah Maha Kuasa atau (Qudrat).
Kekuasaan Allah SWT tidak hanya dalam hal membuat atau menghidupkan saja, melainkan juga berkuasa meniadakan atau menghilangkan (mematikan). Dalam melaksanakan kekuasaan Nya itu tidak ada sesuatu pun yang dapat memaksa, melarang atau menghalang-halangi.
Tidak ada kekuasaan di alam yang fana ini yang menyamai kekuasaan Allah SWT, sebab kekuasaan Allah SWT itu melebihi kekuasaan apa pun juga di dunia ini.
Maka maha Suci Allah yang ditangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Yasin:83).
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (Ali Imran : 26).
Manusia tidak berkuasa mutlak, sebab manusia hanya ber kuasa selama diberi wewenang. Apabila wewenang sudah habis, maka manusia tersebut tidak berkuasa lagi. Manusia hanya dapat berkuasa selama hidup, apabila nyawa telah dicabut oleh Tuhan dari diri manusia, maka manusia itu tidak dapat berbuat apa apa lagi.
8.
Allah SWT Berkehendak (Iradat).
Sifat iradat artinya berkehendak. Allah SWT mempunyai kemauan dan kehendak sendiri dalam menciptakan alam semesta.
Ia tidak diperintah atau diatur oleh pihak lain. Semuanya terserah kepada kemauan-Nya, karena fa Maha Kuasa dan Maha Menge tahu. Semua isi alam ini terjadi karena kehendak (iradat) Allah SWT. tanpa ada campur tangan orang lain.
Setiap orang mempunyai kehendak untuk melaksanakan se suatu yang diinginkannya. Ada pula yang mencita-citakan sesuatu diiringi dengan usaha keras untuk mencapainya. Tetapi mengapa kehendaknya itu tidak semuanya terlaksana dan cita-citanya itu tidak seluruhnya tercapai? Sebab di samping kehendak manusia masih ada kehendak (iradat) Allah SWT yang menentukan Allah Swt dapat memilih dan menentukan apa yang dikendaki-Nya.
Sedangkan manusia walaupun bagaimana kuasanya dan keras kemauannya, tidak dapat menentukan pilihannya secara pasti.
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.
(Al Qashash : 68).
Sesuatu yang tidak dikehendaki Allah SWT, tidak akan ter jadi dan sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.
Sesamteha keadaan-Nya, apabila Dia menghendaki sesmaru hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah", maka terjadilah a (Yaasin: 82)
9.
Allah SWT Maha Mengetahui ('Alim)
Sifat ilmu artinya Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang nyata maupun yang tidak nyata.
Apabila Allah SWT bersifat bodoh, mustahil la dapat menciptakan dan mengatur alam ini.
Orang yang dapat membuat mesin mobil, kereta api dan se bagainya, dikatakan bahwa orang itu pandai (berpengetahuan).
Yang dapat mengatur salah satu atau sebagian dari alam ini saja sudah dikatakan pandai atau berilmu pengetahuan, apalagi yang dapat membuat dan mengatur seluruh alam, mengatur hidup dan matinya seluruh makhluk. Bukankah pembuatnya dan pengatur nya maha pandai, maha mengetahui dan maha berilmu?
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan lah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu di beri pengetahuan melainkan sedikit."(Al Isra: 85).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di la ngit dan di bumi. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerja kan. (Al Hujurat : 18).
10.
Allah SWT Hidup (Hayat).
Hayat artinya hidup. Allah SWT selalu hidup, mustahil mati.
Karena kematian itu adalah sifat yang menunjukkan kelemahan atau terbatasnya kekuasaan dan kekuatan.
Hidup yang menjadi sifat Allah SWT tidak sama dengan hidup semua makhluk, Allah Maha hidup dalam hidup yang sem purna. Seluruh macam hidup pada makhluk itu tunduk kepada ketentuan Allah SWT, yang mengatur kehidupan semua makhluk hidup dengan segala macamnya. Allah hidup dan memberi kehi dupan kepada semua makhluk yang hidup. Dia tidak mati dan tak akan mati selama-lamanya. Dia kekal.
Allah tidak ada Tuhan malinkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunvaar-Nya apa yang di langit dan di bumi.
(Al Baqarah : 255).
Hidupnya Allah SWT adalah hidup yang sempurna dan tidak ada sesuatu kehidupan yang mendekati kesempurnaan hidupnya Allah SWT.
11. Allah SWT Maha Mendengar (Sama').
Sama' artinya Allah Maha Mendengar. Allah SWT mendengar suara hati dan jiwa manusia. Seseorang berniat untuk melakukan se suatu perbuatan, baik perbuatan yang terpuji maupun perbuatan yang tercela dapat didengar Allah SWT.
Allah SWT Maha Mendengar. Tidak ada suara yang tidak di dengar oleh Allah SWT. Walaupun manusia ratusan juta jumlah nya semuanya bersuara dalam waktu yang sama, semuanya akan didengar oleh Allah. Orang percaya bahwa Allah SWT Maha Men dengar maka tidak usah berdoa dengan suara keras, karena berdoa dengan suara yang lemah sekalipun pasti didengar-Nya.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu ten.
tang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa ke pada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka se lalu berada dalam kebenaran. (Al Baqara: 186).
Oleh karena itu mustahil Allah SWT tuli. Sebab kalau Allah SWT tuli berarti Allah SWT tidak sempurna.
12. Allah SWT Maha Melihat (Bashar).
Bashar artinya Allah Maha Melihat Allah SWT dapat melihat sesuatu, walaupun sesuatu itu sebesar sepersejuta atom atau lebih.
Apakah benda itu berada di tempat yang gelap atau di tempat yang terang, di puncak gunung, di dasar laut dan di dalam perut bumi, semua itu dapat dilihat oleh Allah SWT.
Telah diketahui, bahwa Allah SWT yang mengatur dan men jalankan benda-benda alam seperti bumi, matahari, bulan, bintang bintang dan planet-planet lainnya. Dan Allah SWT-lah yang meng awasi gerak dan jalannya benda-benda tersebut, sehingga semua nya dapat berjalan dengan teratur dan rapi, kesemuanya itu dilihat oleh Allah SWT baik sesuatu itu berada di tempat terbuka maupun di tempat tersembunyi atau dalam tempat yang terang maupun dalam tempat gelap gulita. Semua itu bagi Allah SWT tidak ada yang luput dari penglihatan-Nya.
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(Al Hujurat : 18).
Dalam permainan atau pertandingan olahraga, misalnya kas ti, sepak bola, volly ball, bulu tangkis dan lain-lain diperlukan wa.
sit (pengawas) yang tidak buta. Orang buta tidak mungkin dapat menjadi wasit. Orang yang menjalankan mobil, kereta api, kapal laut atau kapal terbang, bahkan orang yang menjalankan delman sekali pun adalah orang-orang yang tajam penglihatannya (tidak buta).
Sebab kalau yang menjalankan kendaraan-kendaraan itu tidak da pat melihat (buta), niscaya kendaraannya akan menabrak orang atau dapat juga masuk ke dalam jurang atau sungai.
Jadi jelas, bahwa untuk mengurus, mengatur dan mengawasi masalah kecil dan sederhana saja diperlukan orang atau pertugas yang tajam penglihatannya.
13. Allah Berfirman (Kalam).
Kalam artinya Allah Maha Berbicara Firman Allah SWT diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Ma malaikat Jibril.
Di antara sifat kesempurnaan Allah SWT ialah Kalam (berfir man). Kalau Allah SWT bisu, itu berarti Allah tidak sempuma (ca cat), maka jika Allah cacat berarti tidak dapat melaksanakan kehen dak-Nya dan tidak Maha Kuasa lagi.
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung (An Nisa 164)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?
Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami
:: klikmenurutsaya ::