Advertorial Bisnis Online

Phenylpropanolamine di Indonesia


Minggu lalu saya mendapat sms dari mertua yang isinya agak "ngeri" menurut saya. Di sms tersebut diberitakan bahwa per 1 Mei 2009 FDA (sebuah badan semacam BPOM) akan menarik peredaran Phenylpropanolamine. Bagi yang belum tahu Phenylpropanolamine atau yang biasa disingkat dengan PPA merupakan salah satu bahan dasar pembuatan decongestan pada obat flu.

Tahu gak di berita sms itu sampai disebutkan merk obat flu yang biasa kita jumpai di pasaran. Diantaranya adalah :

1. Decolgen
2. Decolsin
3. Sinutab
4. Allerin
5. Bodrexin
6. Contac 500
7. Cosyr
8. Flucyl
9. Fludane
10. Flugesic
11. Inza
12. Komix
13. Mixaflu
14. Mixagrip
15. Nalgestan
16. Neozep forte
17. Procol
18. Sanaflu
19. Stopcold
20. Tusalgin

Di akhir sms tersebut sampai malah menyarankan agar berita ini disampaikan ke seluruh kerabat agar mereka juga mengetahui hal ini. Nah merasa tidak terima dengan sms ini karena salah satu merk obat andalanku masuk di dalamnya, saya merasa perlu untuk mencari informasi lebih lanjut tentang hal ini.

Dan hasilnya adalah yang diberitakan diatas tidak benar bahwa BPOM akan menarik penggunaan PPA di Indonesia pada 01 Mei 2009. Penggunaan PPA di Amerika dilarang oleh FDA karena biasanya PPA digunakan sebagai obat pelangsing dengan takaran mencapai 150mg per hari.

Perlu kita ketahui bahwa takaran PPA di Indonesia sebagai bahan decongestan (obat flu) hanya mencapai 15mg perhari. Menurut BPOM hal ini masih dalam batas yang wajar dan tidak akan mengakibatkan adanya pendarahan otak seperti yang dilansir pada berita via sms, email maupun forum-forum. Parahnya berita yang salah ini juga banyak diberitakan di blog oleh para blogger Indonesia yang kurang mencari informasi sebelum memposting artikel mengenai PPA.

Ini neh berita tandingan dari Kompas mengenai BPOM tidak menarik PPA

"Laporan wartawan KOMPAS Elok Dyah Messwati"

Badan Pengawas Obat dan Makanan menyanggah mengeluarkan berita mengenai dilarangnya kandungan phenylpropanolamine/PPA dalam obat batuk dan flu yang beredar di Indonesia.

"Tidak benar pada tanggal 1 Maret 2009 US-FDA mengeluarkan pengumuman tentang penarikan PPA. Saat ini tidak ada informasi terbaru terkait keamanan PPA. Pada bulan November 2000, US-FDA menarik obat yang mengandung PPA karena diduga ada hubungan dengan perdarahan otak dengan penggunaan PPA dosis besar sebagai obat pelangsing," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dr Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta, Kamis (16/4).

Menanggapi maraknya isu tentang informasi soal Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US-FDA) yang menarik PPA pada tanggal 1 Maret 2009, Husniah menyatakan bahwa BPOM masih mengizinkan peredaran obat flu dan batuk yang mengandung phenylpropanolamine/PPA, namun dengan mereduksi kandungan menjadi 15 mg per dosis.

Di Indonesia, PPA hanya disetujui sebagai obat untuk menghilangkan gejala hidung tersumbat dalam obat flu dan batuk dan tidak pernah disetujui sebagai obat pelangsing.

"Obat flu dan batuk yang mengandung PPA dan dijual di Indonesia, telah mendapat izin edar aman dikonsumsi sesuai aturan pakai yang ditetapkan. Dosis PPA yang diizinkan 15 mg per dosis," kata Husniah Rubiana.




1 komentar:

  1. Awesome things here. I am very satisfied to
    see your post. Thanks a lot and I am taking a look ahead to touch you.
    Will you please drop me a mail?

    Check out my web blog :: rockstar squeezepage

    BalasHapus

Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?

Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami

:: klikmenurutsaya ::