Advertorial Bisnis Online

Tampilkan postingan dengan label franchise. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label franchise. Tampilkan semua postingan

Mencari Waralaba

17 komentar:

Kalau beberapa saat lalu saya menulis tentang cara memilih franchise, bukan maksud saya untuk menulis ulang hal itu dengan memunculkan judul mencari waralaba. Agak sedikit curhat mungkin postingan kali ini karena memang sampai dengan saat ini saya masih mencari-cari waralaba/franchise apa yang saat ini berpotensi untuk membuat kita makin kaya.

Baiklah pada saat ini saya membandingkan antara beberapa produk waralaba/franchise yaitu minuman dan makanan. Pada produk makanan perhatian saya masih tertuju pada produk waralaba dengan nama bakso kepala sapi (bakso) dan produk waralaba dengan nama k-patats(makanan ringan). Untuk produk minuman saya masih mencari informasi seputar franchise teh.

Mungkin anda sendiri sering melihat franchise minuman dengan tag nama the poci ataupun the gopek? Betul sekali kedua produk waralaba tersebut (waralaba the poci dan waralaba the gopek) merupakan salah satu franchise yang sedang menjamur saat ini. Saya sendiri memang menggemari minuman ini kalau sedang jalan-jalan. Alasannya cukup simpel yaitu harganya yang murah dan rasanya yang sudah familiar.

Singkat kata bolehlah saya cerita bahwa untuk bakso kepala sapi kita memerlukan dana awal sebesar kurang lebih 37 – 40 juta. Harga ini bervariasi tergantung dari lokasi anda. Detail harga adalah sebagai berikut :


A.
PILIHAN INVESTASI WARALABA
           NILAI

1. PAKET DEPOT PREMIUM
29 JT
B.
BIAYA INSTAL BISNIS


1. SURABAYA
7 JT

2. JAWA TIMUR
8 JT

3. JAWA TENGAH
9 JT

4. JABODETABEK & JABAR
10 JT

5. LUAR PULAU
12 - 16 JT
C
EKSPEDISI PERALATAN


1. SURABAYA
  250 RB

2. JAWA TIMUR
  750 RB

3. JAWA TENGAH
1,2 JT

4. JABODETABEK & JABAR
1,5 JT

5. LUAR PULAU
2 JT  s/d 5 JT  




Melalui situs resminya teh poci saya mendapat informasi bahwa investasi awal yang diperlukan untuk membeli waralaba teh poci ini adalah sebesar 4,5 juta. Namun demikian sayangnya saya belum menemukan situs resmi teh gopek jadi saya belum dapat melaporkannya disini.

O iya kalau boleh tahu, diantara pembaca sekalian lebih suka yang mana teh poci apa teh gopek? Saya sendiri berpendapat keduanya memiliki rasa yang hampir sama, hanya saja istri saya lebih suka teh gopek.
Hm begitu selesai ngetik yang ini, ada yang nyeletuk bukannya lebih enak teh air mata kucing? Bagaimana pendapatmu?


Tips Memilih Franchise

Tidak ada komentar:

Bisnis Franchise merupakan salah satu model bisnis yang saat ini sedang menjamur. Beberapa Perbankan yang menyadari akan hal ini pun kemudian membuat skim khusus untuk franchise dengan nama produk masing-masing. Dengan adanya fenomena ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memang benar terdapat peluang yang baik di dalam bisnis franchise.

Namun demikian kita tetap harus hati-hati dalam memilih bisnis franchise karena memang ketika kita membeli bisnis franchise, kita sebetulnya membeli sistem kerja yang diterapkan didalamnya. Berikut adalah tips-tips dalam memilih bisnis franchise.

1. Jangan mudah percaya dengan brosur, lebih-lebih kepada calo franchise.
Informasi sepihak dari franchisor biasanya bias dan cenderung subjektif. Jangan pertaruhkan uang, hidup, reputasi dan masa depan anda. Carilah konsultan yang bisa anda percaya dan anda andalkan.

2. Jangan ingin cepat kaya.
Tidak ada sesuatu yang instan. Begitu juga jika anda memilih membeli sebuah franchise. Tidak ada jaminan bahwa usaha anda akan cepat sukses. Reputasi sebuah franchise dengan pendgendalian sistem yang bagus pada akhirnya kembali pada kemauan dan kemampuan anda dalam menjalankannya.

3. Jangan memilih franchise hanya karena harganya murah.
Anda tahu, franchisor membutuhkan investasi besar untuk membangun bisnisnya? Oleh karena itu, mereka menuntut pengembalian investasi bisnisnya melalui fee dan royalty. Jadi, jangan pernah anda memilih sebuah franchise karena harganya yang murah.

4. Tentukan tujuan anda memasuki bisnis franchise.
Tujuan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda. Ada yang ingin mencoba bisnis baru. Ada yang ingin merintis usaha yang nantinya dapat membuat ia bisa berhenti dari pekerjaannya. Atau ada yang memang ingin menjadi seorang entrepreneur. Apapun tujuan anda, tentukanlah. Tapi yang terpenting adalah, jangan mempunyai tujuan semata-mata karena uang. Ini tidak seperti anda bekerja dan mendapatkan gaji tiap bulannya.

5. Perhatikan tingkat risiko yang ada.
Membeli franchise tidak sama dengan membeli produk yang anda sukai. Membeli franchise adalah membeli bisnis, dan tentunya ada resikonya. Franchise baru dengan wilayah baru tentu mengandung resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan franchise yang telah mapan. Cari tahu berapa persen orang yang membeli franchise tersebut yang gagal setiap tahunnya. Jika mencapai 20%, kemungkinan besar ada sesuatu yang salah.

6. Hati-hati dengan faktor subyektivitas dan emosional.
Jangan memilih franchise hanya karena faktor emosional. Misalnya karena anda menyukai burger, anda lantas buru-buru membeli franchise-nya dengan mengabaikan kondisi industri jenis makanan ini.

7. Hindari franchisor yang hanya memiliki satu produk.
Ketergantungan pada satu produk sangat riskan, mengingat tingginya persaingan bisnis.

8. Hindari franchise yang membutuhkan banyak karyawan.
Bisnis yang membutuhkan banyak karyawan sangat berpontensi memakan biaya produksi dan biaya tetap yang semakin besar. Kemungkinan kesalahan manusianya (human error) pun lebih besar. Pilihlah sistem yang sudah menggunakan mesin atau terkomputerisasi.

9. Hindari franchisor yang terjerat masalah hukum.
Selidiki terlebih dahulu reputasi franchisor. Masalah hukum apa saja yang pernah menimpanya dan adakah kasus hukum yang sekarang sedang ia hadapi.

10. Selidiki berapa banyak franchisee yang gagal.
Semakin banyak franchisee yang gagal atau semakin banyak cabang yang tutup menunjukkan bisnis tersebut belum teruji.

11. Pelajari dukungan promosi franchisor.
Sebagai franchisee, anda akan dikenakan royalti. Oleh karena itu anda berhak atas dukungan promosi, seperti nation advertising (paket promosi global di seluruh wilayah). Anda harus tanyakan kepada franchisor apakah mereka menyediakan anggaran untuk hal ini, karena pada dasarnya mereka harus menyediakan fasilitas tersebut.

12. Kunjungi beberapa franchisor sebagai perbandingan.
Kunjungi beberapa franchisor untuk mendapatkan sejumlah dokumen, formulir lamaran, bertanya langsung kepada owner atau pimpinan sambil melihat-lihat fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Jika anda sudah berkeluarga, usahakan untuk mengajak pasangan anda agar anda dapat mendiskusikan hasil kunjungan itu. Dan perlu anda ketahui, pada saat yang sama franchisor juga menilai kelayakan anda sebagai calon franchisee.

13. Pelajari dokumen dan informasi yang sudah diperoleh.
Dokumen yang dapat anda minta saat kunjungan di antaranya adalah formulir penawaran (promosi dan tawaran franchisee), perjanjian franchisee (kontrak yang berisi rincian ketentuan kerjasama) dan formulir lamaran (berisi data pribadi, pendidikan, pengalaman sebelumnya, kesehatan, dll). Dokumen tersebut harus dianalisis secara serius agar anda mendapatkan gambaran dan proyeksi yang benar.

14. Mengunjungi atau bertukar pikiran dengan franchisee lain.
Pendapat dan pengalaman franchisee lain tentang franchisor yang menjadi target anda sangatlah berharga. Cari mereka dan ajaklah untuk sharing.

Ada satu cara yang cukup mudah untuk menggali informasi dari franchisee lain, yaitu berbelanja atau menggunakan jasa salah satu outlet mereka. Kemudian anda bisa ajukan beberapa pertanyaan seperti :

sudah berapa lama menjadi franchisee?
apa saja yang telah diberikan oleh franchisor?
bagaimana hubungannya selama ini, apa kelebihan dan kekurangannya?
bagaimana kinerja penjualan outletnya?
apakah sudah balik modal?
berapa margin keuntungannya?
apa sarannya pada orang yang akan bergabung dengan merek ini, dan sebagainya.

5. Pelajari laporan keuangan franchisor.
Franchisor yang baik dan profesional biasanya terbuka dengan laporan keuangannya. Di negara-negara maju, hal ini sudah menjadi tuntutan sesuai dengan peraturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku. Keterbukaan informasi keuangan akan sangat membantu calon franchisee untuk menilai kesehatan perusahaan dan seberapa besar resikonya. Sebaliknya, franchisor yang tertutup menunjukan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi usahanya, anda patut curiga.

16. Bandingkan tingkat penghasilan yang akan anda peroleh dengan penghasilan deposito.
Franchise bukanlah investasi yang bebas risiko. Kemungkinan gagalnya tetap ada, meskipun tidak sebesar bisnis baru. Oleh karenanya, penghasilan yang diperoleh setidak-tidaknya harus mencapai dua kali penghasilan bebas resiko. Jadi jika penghasilan deposito sekitar 10%, itu berarti return yang dapat anda harapkan minimal sebesar 20%.

17. Pertimbangkan besarnya franchisee fee dan royalty.
Besarnya franchisee fee cukup beragam bergantung dai investasi awal yang diperlukan, sistem, teknologi yang dikembangkan, ataupun jenis bisnisnya (jasa atau manufaktur). Biasanya semakin tinggi nilai investasi sebuah gerai franchise, semakin rendah franchisee fee-nya. Hal ini dimaksudkan agar franchisor tidak membebani investor yang ingin membeli franchise.

Franchisee fee juga tergantung pada jenis bisnisnya. Franchise di bidang jasa seperti salon, agen properti, dan lain-lain, biasanya lebih besar, yakni sekitar setengah persen atau lebih dari nilai investasinya. Bidang jasa bukanlah bisnis padat modal yang membutuhkan pabrik, tanah, atau gedung, sehingga franchise fee-nya lebih tinggi.

18. Segera action!
Untuk tips yang terakhir ini sangat klise, tetapi banyak yang tidak melakukannya. Penyebab utamanya adalah takut untuk mencoba, malas, menganggap sepele atau sering menunda-nunda.


Memilih Bisnis Franchise

Tidak ada komentar:

Setelah membaca mengenai Rich Dad Poor Dad tentang seri bisnis jaringan, saya baru mengerti bahwa ide dasar dari bisnis jaringan berbeda dengan sistem MLM. Bila sistem MLM bergerak dengan model piramida dimana orang yang berada diatas menikmati hasil yang banyak dari kaki-kakinya, maka sistem bisnis jaringan yang dibicarakan oleh Robert T Kiyosaki dalam buku Rich Dad Poor Dad adalah piramida terbalik.

Model ini memungkinkan seseorang menjadi lebih kaya dengan menolong orang lain untuk menjadi kaya juga. Pada intinya hal ini akan memungkinkan banyak sekali orang untuk menjadi kaya. Hmm sebaiknya anda membaca langsung bukunya deh, memang seh kalau saya jelaskan disini agak ribet dan sulit dimengerti.

Salah satu model bisnis jaringan yang dibicarakan oleh Robert T Kiyosaki dalam bukunya adalah Mc Donald dan KFC. Berawal dari sinilah akhirnya saya mengambil kesimpulan bahwa bisnis jaringan yang dia maksudkan dalam buku Rich Dad Poor Dad adalah bisnis franchise yang sekrang banyak dinimati oleh investor-investor baru.

Bisnis ini memang membuka peluang bagi banyak orang untuk menjadi kaya. Dengan cara ini pula pemilik franchise (disebut dengan franchisor) akan mendapatkan keuntungan dari franchisee entah melalui biaya tahunan ataupun pembelian barang/modal. Baiklah berikut adalah beberapa tips untuk memilih franchise :

Untuk memilih bisnis waralaba, banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan. Mulai dari memahami waralaba itu sendiri, tata kelola franchise-nya, pokok-pokok perjanjian dan pola kontrak kerjasama franchise baik waralaba Indonesia maupun internasional, aspek keuangannya sampai ke masalah si empunya pemilik franchise tersebut alias franchisor.

Mungkin saya tidak bisa membedah semua tips memilih bisnis waralaba diatas secara detail karena keterbatasan ilmu saya. Tapi yang jelas, perlu kehati-hatian dalam memilih sebuah franchise, layaknya memilih pasangan hidup. Salah satu tips memilih franchise adalah dengan melihat franchisornya.

Berikut ini akan saya ulas sedikit bagaimana menilai franchisor, sesuai dengan ilmu yang saya dapatkan secara tidak langsung dari Pak Bambang Rachmadi, seorang pakar franchise sekaligus pendiri dan pemilik Franchise McDonald’s Indonesia.


Berapa lama franchisor menekuni bisnisnya

Franchisor yang kita pilih haruslah yang sudah BERPENGALAMAN dalam bisnis yang ia tekuni. Pilihlah franchisor yang sudah menekuni bisnisnya paling tidak selama 2-3 TAHUN. Apabila bukan pebisnis, sekurang-kurangnya ia pernah bekerja sebagai karyawan di bidang yang sama lebih dari 2 tahun dan mengenal manajemen tempat ia bekerja.

Ada bukti sukses

Selain pengalamannya, yang perlu kita ketahui adalah BUKTI SUKSES dari bisnis yang dijalankannya. Setidak-tidaknya kita harus mengetahui laporan keuangannya selama minimal 2 tahun. Franchisor bisa saja menunjukkan kesuksesannya. Namun perlu diingat, kita juga harus mengetahui BAGAIMANA PENGALAMAN ORANG YANG MENJADI FRANCHISES sebelumnya. Bagaimana kondisi cabangnya? Ada sebuah rumah makan yang jumlah cabangnya meledak dengan cepat, tapi kemudian rontok satu persatu.

Produknya bagus dan unik

Pilihlah perusahaan yang menjual produk berkualitas dan disukai oleh banyak orang. Produk yang kita pilih juga produk yang MENGALAMI PERTUMBUHAN, bukan produk yang sudah jenuh pasar atau industrinya, walaupun pasar yang jenuh sebenarnya hanya mitos.

Sistemnya sudah teruji sukses

Farchisor yang baik menurut Robert T. Kiyosaki, menawarkan SISTEM BISNIS. Membeli franchise berarti membeli sistem. Merek hanyalah salah satu kunci sukses. Kunci terpenting lainnya adalah sistem. Sistem disini mencakup manajemen produksi, keuangan, pemasaran, alur pasokan dan logistik serta sumber daya manusia.

Mempunyai pengetahuan yang dapat ditularkan

Franchisor harus memiliki sumber daya yang berbasis pada PENGETAHUAN.

Franchisor harus mempunyai jiwa dan orientasi kewirausahaan

Calon franchisee perlu memperhatikan apakah franchisor mempunyai sikap PROAKTIF, KEMAMPUAN BERINOVASI, dan KEMAUAN UNTUK MENGAMBIL RISIKO.

Track record dan gaya hidup wirausaha pemegang merek

Sering dengar berita penipuan berkedok investasi? Pelajaran yang paling penting disini adalah teliti track record franchisornya. Apakah ia seorang yang culas? Pernah terlibat tindak kejahatan dan penipuan? Skandal korupsi mungkin? Walaupun ia sudah tobat, tapi kita harus tetap BERHATI-HATI…!!! Selain track recordnya, lihat gaya hidupnya. Apakah ia suka berfoya-foya? Bisa-bisa uang investasi dipakai buat memenuhi nafsunya ntar. Pilih franchisor yang memliki moral baik.

Terbuka dalam hal keuangan

Intinya, kita harus mengetahui kinerja perusahaan dan kritis terhadap SKEMA KEUANGAN yang ditawarkan. Lihat apakah asumsi yang ditawarkan masuk akal atau tidak. Perhatikan baik-baik Return On Investment-nya.