Hi pembaca klikmenurutsaya, walau mungkin tidak semua informasi yang saya berikan disini berguna untuk anda, saya yakin beberapa ulasan di sini bermanfaat untuk mereka yang membutuhkannya. Bertepatan dengan hari raya idul fitri 1429H, saya pribadi selaku penulis blog ini mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1429H, mohon maaf lahir dan batin.
Kalau boleh sekedar sharing neh, baru lebaran kali ini saya ikutan arus balik dengan menggunakan jalur darat (bis umum) dari arah madiun menuju surabaya. biasanya saya menggunakan kereta api seh jadi gak terlalu tahu sepadat apa jalur bis umum ini :D saya pikir seperti biasa lah tapi ternyata luar biasa hehehe
Ampun deh setelah berdiri lama di terminal madiun nunggu bis ekonomi yang menurut saya paling cepet di jawa timur yaitu sumber kencono, mira, eka dll dalam tempo setengah jam gak ada satupun bis itu yang mampir di terminal. ini beda banget dengan keadaan pas puasa dimana sumber kencono bisa ditemui tiap 15 menit.
Capek menunggu sambil kepanasan karena atap terminal yang tidak terlalu lebar (masih menyisakan sinar panas matahari) datanglah bis indrapura, sebuah bis jalur magetan yang lama tak terdengar gaungnya. bis itu sekarang didandani ala bis patas dan dengan tiket semahal patas pula. pikirku lumayan lah daripada berdiri lama menunggu bis sumber kencono yang lama tak lewat dan kalaupun lewat (menurut orang yang juga menunggu bis ke surabaya) selalu penuh dan berdesak-desakan sampai ke pintu. kebayang kan kalau macet gimana neh berdiri sampai surabaya selama berapa jam ??
Naiklah saya ke indrapura dan setelah kira-kira 15 menit berangkatlah bis patas itu. Rekor memang karena biasanya patas madiun itu bisa sampai 1,5 jam nungguin penumpang. Di kala itu hanya 15 menit, itupun dah penuh sesak sampai-sampai awak bis menjual tiket untuk duduk diatas dingklik (tempat duduk tanpa sandaran) plastik. weleh2 hebat juga pikirku, dari pendapatan sekali jalan, mereka tidak perlu lagi narik dari surabaya ke madiun mungkin. gimana tidak tiket dijual dengan harga Rp. 50rb dan kondisi bis penuh diatas 60 orang.
Titik macet ternyata ada banyak di sepanjang perjalanan menuju surabaya. alhamdulillah saya tidak memutuskan untuk berdiri diatas bis sumber kencono hehe. titik macet parah yang saya temui ada di wilangan/saradan, nganjuk (penyempitan jalan di jembatan), pasar krupuk arah ke kediri, mojoagung (jombang), trowulan (mojokerto). Malahan lampu merah menuju kota mojokerto yang saya perkirakan padat malah terlihat lenggang, sekali lagi alhamdulillah ya allah karena nikmatmu perjalanan menuju surabaya ini hanya memakan 5,5 jam dari normal sekitar 3,5 sampai 4 jam.
Saya yang berangkat dari rumah madiun pukul 1 siang dan sampai di rumah surabaya pukul 8.30 malam. agak wasting time juga seh kalau di pikir-pikir. Sangat nyaman mudik dan arus balik menggunakan kereta api dari pada memakai bis umum, jelas aja karena kereta api kan lewatnya gantian, sedangkan bis umum lewatnya rebutan dengan pengguna jalan yang lain. Tapi ya itu kalau kereta api sengsaranya ada di depan yaitu pas antri tiket mudik dan baliknya itu lho. Belum lagi kalau loket udah penuh ama yang namanya calo! Agak susah memang untuk meringkus praktek percaloan ini, tapi ya bagaimana lagi mereka bisa bertahan karena memang ada permintaan dari pelanggan bukan? Bahkan saya yakin setelah percaloan ilegal (oleh para pelaku umum) ditiadakan. Maka timbul pula percaloan legal yang dilakukan oleh petugas kereta api dengan cara menginformasikan kekosongan tiket dengan tempat duduk walau sebenarnya jatah tempat duduk masih ada. Kemudian pada hari H mereka bisa menjual kembali tiket tersebut kepada calon penumpang :D
Kalau boleh sekedar sharing neh, baru lebaran kali ini saya ikutan arus balik dengan menggunakan jalur darat (bis umum) dari arah madiun menuju surabaya. biasanya saya menggunakan kereta api seh jadi gak terlalu tahu sepadat apa jalur bis umum ini :D saya pikir seperti biasa lah tapi ternyata luar biasa hehehe
Ampun deh setelah berdiri lama di terminal madiun nunggu bis ekonomi yang menurut saya paling cepet di jawa timur yaitu sumber kencono, mira, eka dll dalam tempo setengah jam gak ada satupun bis itu yang mampir di terminal. ini beda banget dengan keadaan pas puasa dimana sumber kencono bisa ditemui tiap 15 menit.
Capek menunggu sambil kepanasan karena atap terminal yang tidak terlalu lebar (masih menyisakan sinar panas matahari) datanglah bis indrapura, sebuah bis jalur magetan yang lama tak terdengar gaungnya. bis itu sekarang didandani ala bis patas dan dengan tiket semahal patas pula. pikirku lumayan lah daripada berdiri lama menunggu bis sumber kencono yang lama tak lewat dan kalaupun lewat (menurut orang yang juga menunggu bis ke surabaya) selalu penuh dan berdesak-desakan sampai ke pintu. kebayang kan kalau macet gimana neh berdiri sampai surabaya selama berapa jam ??
Naiklah saya ke indrapura dan setelah kira-kira 15 menit berangkatlah bis patas itu. Rekor memang karena biasanya patas madiun itu bisa sampai 1,5 jam nungguin penumpang. Di kala itu hanya 15 menit, itupun dah penuh sesak sampai-sampai awak bis menjual tiket untuk duduk diatas dingklik (tempat duduk tanpa sandaran) plastik. weleh2 hebat juga pikirku, dari pendapatan sekali jalan, mereka tidak perlu lagi narik dari surabaya ke madiun mungkin. gimana tidak tiket dijual dengan harga Rp. 50rb dan kondisi bis penuh diatas 60 orang.
Titik macet ternyata ada banyak di sepanjang perjalanan menuju surabaya. alhamdulillah saya tidak memutuskan untuk berdiri diatas bis sumber kencono hehe. titik macet parah yang saya temui ada di wilangan/saradan, nganjuk (penyempitan jalan di jembatan), pasar krupuk arah ke kediri, mojoagung (jombang), trowulan (mojokerto). Malahan lampu merah menuju kota mojokerto yang saya perkirakan padat malah terlihat lenggang, sekali lagi alhamdulillah ya allah karena nikmatmu perjalanan menuju surabaya ini hanya memakan 5,5 jam dari normal sekitar 3,5 sampai 4 jam.
Saya yang berangkat dari rumah madiun pukul 1 siang dan sampai di rumah surabaya pukul 8.30 malam. agak wasting time juga seh kalau di pikir-pikir. Sangat nyaman mudik dan arus balik menggunakan kereta api dari pada memakai bis umum, jelas aja karena kereta api kan lewatnya gantian, sedangkan bis umum lewatnya rebutan dengan pengguna jalan yang lain. Tapi ya itu kalau kereta api sengsaranya ada di depan yaitu pas antri tiket mudik dan baliknya itu lho. Belum lagi kalau loket udah penuh ama yang namanya calo! Agak susah memang untuk meringkus praktek percaloan ini, tapi ya bagaimana lagi mereka bisa bertahan karena memang ada permintaan dari pelanggan bukan? Bahkan saya yakin setelah percaloan ilegal (oleh para pelaku umum) ditiadakan. Maka timbul pula percaloan legal yang dilakukan oleh petugas kereta api dengan cara menginformasikan kekosongan tiket dengan tempat duduk walau sebenarnya jatah tempat duduk masih ada. Kemudian pada hari H mereka bisa menjual kembali tiket tersebut kepada calon penumpang :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?
Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami
:: klikmenurutsaya ::