Masih ingat betapa bahayanya virus flu burung yang sempat menjadi momok menakutkan beberapa waktu lalu di Indonesia. Iya betul virus tersebut belum memiliki obat yang ampuh untuk menyembuhkan orang yang terkena virus. Beberapa daerah di Indonesia juga dikabarkan masih terdapat beberapa kasus adanya penderita yang terjangkit dengan flu burung.
Nah kalau anda masih ingat tentang betapa bahayanya virus flu burung yang juga dikenal dengan nama H5N1 ini maka anda mungkin telah mendengar pula mengenai keberadaan jenis virus baru yang hampir sama dengan H5N1.
Virus baru ini diberi kode H1N1 dan lebih dikenal dengan nama flu babi. Sama dengan flu burung, virus ini terkenal ganas dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan angka kematian akibat serangan virus flu babi di Australia jauh lebih tinggi daripada flu burung.
Namun demikian menteri kesehatan Indonesia (Siti Fadillah Supari) menyatakan bahwa virus flu babi ini tidak akan masuk ke Indonesia dengan alasan Indonesia adalah negara tropis sedangkan virus flu babi tersebut hanya dapat hidup di daerah dingin dan mempunyai empat musim. Penilitian menunjukkan bahwa virus ini hanya dapat hidup di musim dingin dan musim gugur.
Beberapa upaya Indonesia untuk menanggulangi masukknya virus flu babi ke negara kita adalah dengan memasang 10 thermal scanner guna mendeteksi suhu badan di terminal kedatangan Bandara Soekarno Hatta. Selain itu telah disiapkan pula seluruh obat-obatan yang berhubungan dengan penanggulangan flu babi. Sebanyak 100 rumah sakit rujukan telah ditunjuk untuk menangani flu babi.
Namun demikian menurut saya virus ini dapat saja masuk ke nagara kita bila kita mengimpor makanan yang terjangkit virus flu babi. Seingat saya flu burung juga dapat masuk ke Indonesia akibat adanya impor daging maupun makanan ternak yang telah terjangkit dengan virus flu burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?
Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami
:: klikmenurutsaya ::