Advertorial Bisnis Online

Kesejahteraan Petani dan Peternak


Tulisan ini tidak banyak berbicara tentang politik. Tapi lebih banyak berbicara tentang kesejahteraan rakyat utamanya petani dan peternak. Saya memilih kelompok ini karena negara kita adalah negara agraris. Namun sayang tidak banyak kebijakan pemerintah yang dikeluarkan untuk melindungi mereka. Dan sebagai akibatnya kehidupan mereka tidak pernah berubah dan bahkan seorang petani / peternak memiliki nilai yang tidak terlalu baik bagi anak-anak. Setidaknya itu menurut saya. Coba anda bayangkan berapa banyak anak-anak yang bercita-cita untuk menjadi petani / peternak sukses? Kalau kebijakan pro rakyat bisa dilaksanakan saya yakin seluruh sektor ekonomi di negara ini bisa berkembang dengan baik dan seimbang.

Mengutip sebuah tetimoni dari seorang budayawan terkenal, maka saya juga bersumpah saya tidak menerima bayaran sepeserpun untuk menulis artikel tentang politik ini.

Bila beberapa waktu lalu banyak sekali blogger menulis tentang kampanye damai karena adanya lomba SEO tentang hal itu. Kali ini dengan semangat kebangsaan sama saya ingin mengeluarkan unek-unek tentang pesta demokrasi kita di tanggal 8 juli nanti.

Seperti kita ketahui bersama, 3 pasangan capres dan cawapres memiliki cara sendiri-sendiri untuk memenangkan pemilu kali ini. Ketiga pasangan ini menggunakan media televisi untuk menampilkan layanan masyarakat dengan cara masing-masing.

Megawati dan Prabowo misalnya, dengan kontrak politik yang menjanjikan sembako murah, rupanya berhasil menarik perhatian mertua saya. Mereka berpendapat dengan memilih Mega-Pro sembako menjadi murah dan mereka bisa membeli lebih banyak barang dengan gaji pensiunan yang terbatas.

Lain halnya dengan orang tua saya yang berprofesi sebagai guru. Mereka berpendapat dengan memilih SBY-Boediono maka kesejahteraan pegawai negri akan tetap dipertahankan dan (harapannya) akan dinaikkan bila SBY-Boediono menang menjadi presiden kembali.

Mengenai pasangan nomor 3 JK-Wiranto, saya tidak bisa begitu berpendapat karena memang mertua saya cuma satu dan orang tua saya juga cuma 1 pasang. Dan diantara mertua saya dan orang tua saya tidak ada yang pro JK-Wiranto, saya sendiri tidak tahu alasannya apa tapi kalau dilihat dari dua paragraf diatas maka jawabannya adalah kesejahteraan. Namun bukan berarti JK-Wiranto tidak pro kesejahteraan, karena pasti kebijakan JK-Wiranto juga pro rakyat dan ingin memajukan kesejahteraan bersama.

Berawal dari masalah kesejahteraan inilah saya kemudian berpikir. Kalau sembako menjadi murah, maka bagaimana nasib para petani? Akankah kesejahteraan mereka juga akan lebih baik dari pada sekarang? Selama ini saya tahu bahwa ada beberapa skim kredit yang dicanangkan pemerintah sehingga ada bantuan pembayaran bunga bank bagi beberapa kelompok petani.

Ini tentunya meringankan petani dari segi input, namun ketika panen raya, terkadang banyak sekali produk pertanian serupa yang diimpor dari luar negeri. Hal ini membuat harga jual produk petani menjadi jatuh dan terpuruk. Berawal dari hal inilah sebetulnya yang mereka butuhkan adalah subsidi input dan output (jaminan harga jual barang ketika panen) tapi akankah pemerintah harus selalu menggelontor bantuan APBN berupa subsidi kepada petani saja?

Bukankah telah ada subsidi pupuk dan subsidi suku bunga kredit yg dikenal dengan KKP-E di perbankan? Ketika menghadiri sebuah focus group di Surabaya saya belajar bahwa pada subsidi pupuk yang dilakukan pemerintah adalah mensubsidi pembuatan pupuk bukan penjualan pupuk. Apakah ini telah tepat sasaran?

Nah kalau ngomongin sasaran dan strategi pemerintah memang gak akan pernah selesai. Yang jelas dengan adanya pemilu presiden ini saya menyampaikan kepada pembaca pusat informasi agar memilih pemimpin yang terbaik diantara ketiga pasangan capres cawapres tersebut.

Kalau anda berpikir untuk golput, maka lupakan hal itu karena agama mengharuskan kita untuk memilih yang terbaik bahkan diantara yang terburuk sekalipun. Akan lebih baik bila kita menentukan pilihan daripada harus dipimpin oleh pemimpin yang tidak kita sukai.

Kembali lagi ke masalah kesejahteraan, tadi saya gambarkan satu buah kasus kesejahteraan rakyat yang dipilih oleh pasangan capres dan cawapres. Mungkin saja mereka menyeimbangkan program sembako murah dengan menurunkan biaya produksi petani dengan cara subsidi dan mengawasi pemberian dan tata cara subsidi dijalankan. Hal itu memang bagus dan saya juga mendukung setiap program peningkatan kesejahteraan rakyat.

Mari kita kembalikan kepada pasangan capres SBY-Boediono. SBY merupakan presiden yang pro rakyat. Setidaknya itu yang saya rasakan. Selain menaikkan gaji pegawai negeri, gaji ke-13 pegawai negeri juga berhasil dibayarkan. Kalau lihat di iklan TV maka SBY juga berterima kasih karena atas kerja sama kita semua kesejahteraan telah meningkat.

SBY mungkin tidak seperti mega-pro yang melakukan kontrak politik namun dengan pemerintahan SBY, jelaslah sudah pemerintah telah mencoba untuk menaikkan kesejahteraan rakyat setidaknya untuk pegawai negeri.

Namun demikian ada wacana lain rupanya, walaupun gaji naik kalau sembakonya semakin mahal bukankah nilai uang menjadi semakin turun? Terus ada lagi beberapa slogan di jalan yang berbunyi "lanjutkan penderitaan rakyat!", ada lagi yang berbunyi "hanya yang berani memutuskan, pantas melanjutkan!". Saya bukan orang politik, saya hanya suka menulis. Melihat paragraf diatas saya menjadi berpikir tim sukses mana ya yang memasang spanduk - spanduk tersebut.

Tanpa bermaksud mengajari, saya ingin mengajarkan bahwa yang terpenting adalah kesejahteraan rakyat. Mau siapapun presidennya, asal dia pro rakyat itu sudah cukup. Karena saya bukan orang bisnis saya hanya bisa mengambil contoh lain dari segi peternakan (eit saya juga bukan peternak).

Masih ingat beberapa waktu lalu harga susu produksi peternak susu turun drastis. Harga beli susu dari peternak dilakukan dengan tingkat harga yang sangat murah. Peternak dirugikan dari segi harga jual (output) apakah pembeli diuntungkan dengan adanya harga jual produk susu yang turun? Ternyata tidak! Lalu kenapa ini terjadi?

Sebagai seorang yang masih awam di dunia peternakan susu. Saya hanya bisa memberikan teori. Pada waktu itu sapi-sapi di Australia tidak memerlukan biaya pakan sama sekali. Pada musim tersebut, rumput tumbuh subur sehingga sapi hanya dilepas untuk makan dan diperas susunya pagi dan sore hari dengan menggunakan mesin (di negara kita masih manual pakai tenaga manusia). Biaya produksi turun, produksi melimpah. Harga susu segar di negara tersebut pantas untuk turun.

Sayangnya negara kita belum pro dengan peternak susu. Susu sapi asal australia tersebut masuk tanpa tambahan biaya tertentu. Kebijakan yang tidak melindungi peternak susu sapi ini kemudian membuat harga susu sapi di negeri sendiri bergejolak. Akibatnya susu australia masuk dalam berbagai bentuk.

Ada yang masuk sebagai bahan baku susu formula. Susu asal australia tersebut dirubah dalam bentuk bubuk kemudian diimpor oleh Indonesia. Di Indonesia kemudian dicairkan untuk diolah menjadi susu formula kemudian dirubah kembali menjadi bentuk bubuk kembali untuk dijual kepada konsumen seperti kita semua. Ironis bukan?

Hal ini berbeda dengan naiknya komoditas peternakan yang melambung tinggi di eropa dan amerika. Ketika kita ingin mengekspor hasil bumi kita, kita dikenakan biaya tambahan oleh negara importir sehingga harga jual kita harus naik disana. Kebijakan ini ternyata berguna untuk melindungi petani di negara tersebut. Sehingga harga jual produk pertanian di sana tetap stabil dan tidak bergejolak seperti harga susu di Indonesia beberapa waktu lalu.

Nah ini yang bisa saya lihat dari segi pertanian dan peternakan. Inilah mengapa saya tidak pro salah satu dari mereka. Saya lebih pro dengan kesejahteraan rakyat dan disinilah saya ingin agar anda sebagai pemilih tidak salah pilih. Pilihlah pemimpin yang memperhatikan nasib anda. Pilihlah pemimpin terbaik yang memperhatikan kesejahteraan bersama.

Negara agraris pasti bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri setidaknya untuk produk yang bisa kita hasilkan. Terima kasih telah membaca, tinggalkan komentar jika anda suka dengan wacana ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?

Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami

:: klikmenurutsaya ::