"sorry nih note yang ini mungkin gak ada lucunya, bukan uneg2 apalagi curhat. Ini cuman buat bahan untuk berpikir aja pas lagi merokok, pas lagi nongkrong di cafe, pas lagi ngobrol, pas lagi di kamar kecil, pas lagi nonton TV, pas lagi nulis blog, pas lagi nulis note (pokoknya pas lagi mikir lah)
Seorang guru bertanya kepada muridnya yang nilai matematika nya jelek, "Kamu apa tidak pernah bertanya kepada Bunga (bukan nama sebenarnya) tentang matematika ini, bukankah kamu satu kelompok?" Sambil agak takut si murid berkata "Saya sudah sering bertanya pada Bunga Bu, tapi Bunga selalu menjawab, tidak tahu .. .., dia selalu menjawab tidak tahu .. .."
Namun demikian apa yang terjadi? Dari waktu ke waktu Bunga sering mendapat nilai 100 atau minimal 90 dalam mata pelajaran matematika dan bahkan dalam mata pelajaran lain sehingga dia menjadi Juara Kelas. Sedangkan temannya yang sering mendapat jawaban tidak tahu tetap saja mendapat nilai yang kurang dalam pelajaran matematika.
Filosofi apa yang ada pada cerita ini?
Ternyata kadang kita salah menilai seseorang! Kita cenderung menilai seseorang lebih hebat hanya karena dia hebat di bidangnya, lalu apa artinya hebat jika seseorang tidak bisa dan bahkan tidak mau menularkan ilmunya?
Coba anda tanya kepada anak anda yang juara kelas, berapa banyak temannya yang telah dibantunya? Kalau jawabannya tidak ada dan bahkan dia bertingkah seperti Bunga, mungkin ada baiknya kita tidak lagi memberi selamat kepadanya.
Coba anda tanya kepada diri anda sendiri, dulu ketika bekerja anda masuk di dalam kelas terlebih dahulu dan ada iming-iming hak pemilihan penempatan bagi juara kelas. Apa yang terjadi? Bisa saja si pintar namun pelit akan menyembunyikan ilmunya dan pura-pura bodoh agar temannya tetap bodoh dan dia sendiri yang pintar sehingga dia menjadi juara dan bisa memilih penempatan kerja.
Apakah hal ini berguna bagi perusahaan?
Perusahaan anda pasti mempunyai sistem penilaian kinerja karyawan, entah namanya SKPP, Sekar, SMK dll. Terkadang perusahaan lupa bahwa mereka hanya menilai seseorang berdasarkan job desk yang mereka berikan kepada karyawannya. Namun apa yang terjadi? Terkadang ada banyak sekali pekerjaan yang ada diluar job desc tersebut.
Beberapa orang tidak mau mengerjakan hal tersebut karena memang di luar job desc, kalau semua orang begini terus siapa yang harus mengerjakan? Bagaimana perusahaan bisa jalan kalau tugas diluar job desc itu tidak dikerjakan? Apakah harus ada perubahan job desc sebelum tugas itu dikerjakan?
Untungnya terkadang ada juga karyawan yang mengambil inisiatif mengerjakan tugas diluar job desc tersebut dengan baik. Terkadang memang pekerjaannya sendiri harus ditinggal untuk mengerjakan tugas lain itu sehingga pekerjaan di dalam job desc sering terbengkalai. Lalu apa yang terjadi? Ketika terjadi penilaian kinerja karyawan si karyawan yang baik dan mau menolong (perusahaan) justru mendapat nilai yang jelek, sedangkan pegawai yang malas mengerjakan sesuatu di luar job desc bisa saja mendapat nilai yang istimewa dari atasannya.
Apakah perusahaan akan lebih baik bila memiliki banyak karyawan istimewa dengan pola pikir seperti Bunga yang tidak mau tau kebutuhan teman sekelasnya? Ataukah akan lebih baik bila perusahaan memiliki karyawan yang mau mengerjakan apa saja dan mau menolong rekannya yang loadnya terlalu banyak dalam bekerja? Keseimbangan kerja terjadi dan kepuasan dalam kerja pun terjadi.
Tidak ada lagi ketimpangan dimana ada seseorang yang memang tidak diberi pekerjaan oleh atasannya (karena atasannya merasa di nggak mampu) dapat berkeliaran dengan bebas di kantor dengan dalih "yang penting pekerjaanku selesai", Hei!! pekerjaan yang mana?? Pekerjaan seadanya?? Bukankah akan lebih baik waktu luangnya dipakai untuk membantu pekerjaan rekannya yang "terlalu" dipercaya atasan sehingga load kerjanya jauuuh lebih banyak?
Sekali lagi cuman untuk bahan berfikir .. ..
Bukankah kita semua ingin membangun Indonesia Emas? Kita tidak sedang membangun budaya ABS bukan? Tetapi kita bekerja tentunya agar perusahaan maju, memberikan yang terbaik untuk perusahaan dan negara.
Kita tidak bekerja hanya untuk mendapatkan gaji saja bukan karena kalau seperti itu maka yang seharusnya kita bekerja dengan akal budi, bisa-bisa budinya akan ditinggal. Tinggal akal, jadinya akal-akalan. Semua diakali hanya demi penilaian .. .. atau bahkan demi uang dan kekayaan sendiri.
Pekerjaan itu dikerjakan untuk menghidupi orang lain, istri, suami, anak, saudara, teman kerja, masyarakat sekitar hingga bangsa. Jangan menjadikan pekerjaan hanya sebagai media untuk "nunut urip"
Halo, saya Mrs susanne Lani, pemberi pinjaman pinjaman swasta yang memberikan pinjaman kesempatan seumur hidup. Apakah Anda membutuhkan pinjaman mendesak untuk melunasi utang Anda atau Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi atau hipotek? mencari lebih karena kita di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda sesuatu dari masa lalu. Kami meminjamkan dana kepada individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi di bisnis di tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan yang handal dan penerima dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini melalui email Hubungi kami melalui
BalasHapusEmail: susanne.loancompany@gmail.com Terima kasih, kami berharap untuk prompt reply.
Masuk Mrs susanne Lani Email: susanne.loancompany@gmail.com