Saat ini hampir semua perbankan memili fitur e-channel mulai dari ATM, sms banking berbasis text maupun aplikasi smartphone blackberry, android, iPhone dan bahkan windows phone. Perbankan juga ramai menawarkan kemudahan produk berbasis web seperti internet banking maupun cash management system.
Semua produk tersebut ditawarkan untuk menciptakan sistem pembayaran yang bersifat close system dimana nasabah bank bertransaksi dengan orang lain yang menggunakan bank yang sama.
Dengan demikian arus perputaran uang tetap terjadi antar masyarakat namun hanya pada satu bank tertentu. Ini berarti dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank tersebut semakin besar seiring jumlah dana yang beredar pada masyarakat dalam close system tersebut.
Tentunya kalau kita perhatikan maka bank terbaik yang saat ini sukses menciptakan model ini adalah BCA sedangkan bank BUMN yang mengikuti adalah Bank Mandiri.
BCA mungkin sadar betul bahwa perkembangan IT perbankan dapat menentukan loyalitas konsumennya. Dalam hal ini kecepatan proses fitur echannel dan ketersediaan fitur sangat menjadi prioritas layanan mereka.
Dengan dukungan IT yang kuat nampaknya BCA juga sukses menerapkan sistem perbankan tertutup sehingga arus uang berputar di dalam BCA. Hal ini tentu menguntungkan karena dengan biaya dana yang rendah, mereka bisa melempar pinjaman dengan bunga yang rendah pula.
Bank BUMN yang juga melirik pasar e channel secara serius adalah BNI, Mandiri dan BRI. Ketiganya memiliki strategi tersendiri untuk menggaet pasar. Yang pasti peperangan perbankan pada jalur e channel sebetulnya ada pada ranah penggunaan EDC yang berada pada kasir merchant maupun toko yang telah bekerja sama dengan bank.
Apakah ada berpikir tiap-tiap kasir mendapatkan fee dari jumlah transaksi tertentu atas penggunaan perangkat EDC pada meja kasir masing-masing? Kenapa tidak, bukankah total purchasing yang dibayar oleh pengguna masuk ke dalam rekening bank pemilik EDC? Ini berarti secara tidak langsung Bank mempekerjakan merchant untuk mencari dana bukan?
Semua produk tersebut ditawarkan untuk menciptakan sistem pembayaran yang bersifat close system dimana nasabah bank bertransaksi dengan orang lain yang menggunakan bank yang sama.
Dengan demikian arus perputaran uang tetap terjadi antar masyarakat namun hanya pada satu bank tertentu. Ini berarti dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank tersebut semakin besar seiring jumlah dana yang beredar pada masyarakat dalam close system tersebut.
Tentunya kalau kita perhatikan maka bank terbaik yang saat ini sukses menciptakan model ini adalah BCA sedangkan bank BUMN yang mengikuti adalah Bank Mandiri.
BCA mungkin sadar betul bahwa perkembangan IT perbankan dapat menentukan loyalitas konsumennya. Dalam hal ini kecepatan proses fitur echannel dan ketersediaan fitur sangat menjadi prioritas layanan mereka.
Dengan dukungan IT yang kuat nampaknya BCA juga sukses menerapkan sistem perbankan tertutup sehingga arus uang berputar di dalam BCA. Hal ini tentu menguntungkan karena dengan biaya dana yang rendah, mereka bisa melempar pinjaman dengan bunga yang rendah pula.
Bank BUMN yang juga melirik pasar e channel secara serius adalah BNI, Mandiri dan BRI. Ketiganya memiliki strategi tersendiri untuk menggaet pasar. Yang pasti peperangan perbankan pada jalur e channel sebetulnya ada pada ranah penggunaan EDC yang berada pada kasir merchant maupun toko yang telah bekerja sama dengan bank.
Apakah ada berpikir tiap-tiap kasir mendapatkan fee dari jumlah transaksi tertentu atas penggunaan perangkat EDC pada meja kasir masing-masing? Kenapa tidak, bukankah total purchasing yang dibayar oleh pengguna masuk ke dalam rekening bank pemilik EDC? Ini berarti secara tidak langsung Bank mempekerjakan merchant untuk mencari dana bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?
Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami
:: klikmenurutsaya ::