Advertorial Bisnis Online

Bunga Bank Vs Biaya Administrasi


Belakangan ini marak iklan tabungan dari sebuah bank swasta yang mengatakan tidak ada biaya bulanan sehingga saldo tabungan tidak akan berkurang. Kalau anda masih ingat maka iklan tersebut digambarkan dengan memasukkan coin ke dalam toples iklan dan ada kebocoran sehingga uang yang dikumpulkan tidak pernah bertambah dan malah berkurang.

Iklan ini sebetulnya muncul dari pengamatan bahwa semakin besar biaya administrasi yang harus di bayar oleh penabung setiap bulan. Sebagai contoh biaya administrasi di sebuah perbankan umumnya adalah Rp. 10.000,-- ini berarti biaya administrasi yang harus dibayar adalah Rp. 120.000 setiap tahun.

Kalau kita bandingkan maka berapa jumlah minimal uang kita di bank agar tidak berkurang karena termakan biaya administrasi? Dengan asumsi bunga tabungan adalah sebesar 2% setahun maka saldo minimal yang harus dicapai agar saldo tabungan kita tidak termakan biaya administrasi adalah sebesar Rp. 6.000.000. Dengan saldo sebesar 6jt rupiah maka bunga pertahun adalah Rp. 120.000 sehingga impas dengan beban biaya administrasi yang harus dibayar oleh penabung (asumsi bunga yang dibayar oleh bank tidak terpotong pajak).

Kenapa biaya administasi begitu mahal? Nah ini sebetulnya harus dicermati bersama. Bank telah beralih dari tempat menggandakan uang ke pelayanan keuangan yang mempermudah kita. Dengan adanya keamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh Bank, maka bank berhak untuk membebankan biaya administrasi kepada kita.

Pemerintah mungkin mengeluarkan slogan ayo ke bank. Ini bukanlah cara mereka untuk menipu para penabung kecil namun memberi pengertian kepada masyarakat untuk merubah pola penyimpanan uang dari yang biasanya menyimpan uang di celengan/bawah bantal ke rekening tabungan di bank.

Perlu diketahui rendahnya bunga bank yang diberikan kepada para penabung adalah karena pada jenis saving tabungan, masyarakat berhak untuk menarik dananya kapanpun mereka mau. Ini berarti bank tidak leluasa untuk memutar dana masyarakat dalam bentuk kredit dan mendapat penghasilan dari situ. Tabungan akhirnya memiliki bunga rendah dan bank menyebutnya sebagai dana murah.

Tentunya kalau mau lebih untung dengan jumlah minimal sebesar Rp. 6jt maka sebainya kita memilih untuk menempatkan dana kita pada deposito dan bukan pada tabungan. Berbeda lagi kalau anda memilih tabungan untuk mendapatkan hadiahnya.

Ada sebuah pilihan pemikitan lain yang menarik bagi para penabung kecil. Perbankan syariah menerapkan sistem bagi hasil atas dana yang disimpan pada bank. Dengan demikian biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah juga biasanya mengikuti jumlah beban biaya yang harus mereka keluarkan. Singkat kata, jumlah terbesar dari biaya administrasi yang mereka pungut adalah sebesar jumlah bunga yang mereka bayarkan kepada nasabah tabungan bank syariah


10 komentar:

  1. Saya tidak setuju dengan pernyataan yg menyebutkan bank berhak membebankan biaya administrasi kepada kita. Seharusnya bebas biaya administrasi adalah merupakan bagian dari suatu wujud penghargaan bank dan bagian dari service yg ditawarkan bank kepada nasabahnya. Biaya admin yg dipotong setiap bulan dari nasabah, hanya untuk diputar menjadi gebyar hadiah undian ratusan mobil mewah, ribuan motor atau TV. Bila sebuah bank memiliki jumlah rekening 10 juta dan setiap rekening dipotong 10 ribu. Berarti sebulan bank menghasilkan 100 miliar, setahun menghasilkan 1,2 triliun. Sebuah jumlah yang maha besar. Dan bank tidak perlu capek2 menyalurkan kredit. Semua didapat cukup dengan ongkang-ongkang kaki saja. Jadi saya berpesan, carilah bank yg peduli pada nasabahnya. Ciri2 nya adalah tidak memungut biaya apapun. Sebagai contoh danamon dan permata. Dua bank ini tidak memungut biaya apapun. Makanya kedua bank ini jarang terdengar mengadakan undian berhadiah. Karena mereka memang fokus pada pelayanan kepada nasabahnya.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas pendapat yang diberikan.

    Dalam mendapatkan laba bank memperoleh spread dari bunga kredit yang disalurkan dan bunga simpanan/deposito/giro yang diberikan. selain itu bank juga mendapat keuntungan dari service yang diberikan dalam bentuk biaya administrasi misalnya.

    Menurut saya bank yang sehat akan menyeimbangkan antara jumlah kredit yang disalurkan dan jumlah dana pihak ketiga (simpanan) yang dimiliki. Bila terlalu banyak kredit yang disalurkan dibanding jumlah simpanan maka bank termasuk pada kategori kekurangan likuiditas.

    Dalam benak saya bank swasta yang anda sebutkan mungkin memiliki strategi tidak memungut biaya administrasi karena ingin meningkatkan likuiditas mereka dengan cepat dan atau bisa juga karena strategi lain yang belum saya mengerti.

    Mestinya bank swasta tersebut dijamin oleh LPS. Ada gak ya kemungkinan kedua bank tersebut kekurangan likuiditas bila terjadi RUSH? Berapa batas simpanan yang dijamin LPS?

    Menurut saya lebih aman bila menabung kepada bank BUMN karena bank tersebut jelas dijamin oleh LPS. Dalam jangka yang lebih panjang dan efek berantai yang lebih luas pula, perlu dicatat bahwa sebagian laba yang didapat oleh bank BUMN merupakan pendapatan negara yang kemudian digunakan untuk kepentingan rakyat.

    Pilih mana? Bank BUMN atau Bank Swasta?

    BalasHapus
  3. Pilih Bank BUMN atau Bank Swasta? Saya pilih Bank asing! Bukannya saya tidak nasionalis. Tapi justru bank2 lokal itu sendiri lah yang membuat saya kecewa. Lagipula Bank asing terbukti aman dan paling peduli pada nasabahnya. Sebagai contoh Citibank. Pada Februari 2009 lalu saya mencoba buka rekening tabungan di Citibank. Saya puas sekali dengan produk tabungan Citi Maxi Save. Bukannya mau berpromosi, tapi kalau tidak percaya silakan coba. Cukup dengan saldo awal 10 juta rupiah, fasilitas yang ditawarkan tidak kalah dengan bank lokal. Bebas biaya administrasi bulanan. Bunganya saya rasa sangat tinggi. Hampir setinggi bunga deposito. Padahal saldo tabungan saya cuma 10 juta. Belum lagi ada tax refund, di mana pajak atas bunga tabungan yang 20% itu ditanggung oleh Citibank (sepertinya tidak ada Bank lain yang seperti ini di Indonesia). Lalu bebas cek saldo, tarik tunai, transfer ke bank lain tanpa syarat apapun di seluruh jaringan ATM Bersama di Indonesia. Tidak ada buku tabungan, tapi setiap bulan kita dikirimkan rekening koran yang berisi rincian transaksi kita. Ada cashback belanja dengan kartu debit Citibank, ada poin reward, dan ada promo diskon resto. Ada juga internet banking, phone banking, sms banking. Lengkap banget deh. Apa Citibank gak rugi yah? Hahaha.. Terus bulan Juni kemarin saya juga coba buka rekening tabungan di Bank Commonwealth. Fasilitasnya hampir serupa dengan Citibank. Bedanya ada pada biaya administrasinya yang dipotong 5 ribu/bulan. Untuk ukuran bank asing, biaya ini relatif murah, apalagi diimbangi dengan bunga yang cukup tinggi pula meskipun saldo kita kecil. Satu lagi kekurangannya dibanding Citibank adalah tidak ada promo diskon resto dan cashback belanja. Saya juga mau coba buka tabungan di HSBC, yang di iklannya kemarin disebutkan 5 TANPA. Tanpa saldo minimum, tanpa biaya, tanpa antri, tanpa repot, satu lagi saya lupa. Saya juga ingin mencoba buka tabungan di RaboBank, Hana Bank dan Standard Chartered Bank. Dan akan saya bandingkan lebih bagus mana. Selamat tinggal Bank lokal. Kalian mengecewakan saya. Selalu dan selalu.

    BalasHapus
  4. Pengalaman yang menarik, mungkin saya yang terlalu nasionalis ya dan terlalu membela bank BUMN. Dengan mencoba melihat dari kacamata citibank, kemungkinan strategi dia adalah meningkatkan dana pihak ketiga untuk meningkatkan likuiditas mereka dengan adanya penggunaan kartu kredit citibank yang memang sangat luar biasa.

    Dengan biaya tahunan kartu kredit citibank, mungkin mereka telah berhasil menutup biaya simpanan yang tidak seberapa jumlah rekeningnya di Indonesia. (ah tapi sayang tidak ada pendukung untuk mengetahui hal ini ^_^)

    Baiklah, nanti kalau sudah dibandingkan antar bank swasta, kasih informasi lagi ke kita2 ya lewat komentar, terima kasih atas komentarnya jangan kapok mampir ya

    BalasHapus
  5. Ada sebab, pasti ada akibat. Masyarakat memilih bank BUMN karena milik pemerintah dan percaya pasti aman. Lalu ada yang memilih bank asing karena pelayanannya memuaskan. Ada yang tidak mau menyimpan uang di bank, karena bakal habis dipotong biaya administrasi. Memang beraneka ragam alasan orang untuk menyimpan uangnya di Bank. Tapi mungkin saya ada beberapa saran dan tips bagi para nasabah. Pertama, Jangan takut untuk menyimpan dana anda di bank. Karena pemerintah (dalam hal ini LPS) sudah menjamin segala bentuk simpanan pihak ketiga (tabungan, deposito dan giro) di bank manapun dengan bunga sesuai yang disyaratkan LPS. Contohnya LPS mensyaratkan bunga maksimum deposito yg dijamin adalah 7 persen. Tapi anda tergiur oleh iming-iming Bank yang berani menawarkan 8 persen. Pada saat bank itu bangkrut dan ditutup, uang anda tidak akan kembali (walau anda menyimpan di bank BUMN sekalipun) karena tidak termasuk dalam skema penjaminan LPS. Hal inilah yang harus diketahui oleh nasabah sebelum mereka menyimpan dananya di bank. Saat Bank Century dilanda kasus dan ditinggalkan nasabahnya, saya malah membuka rekening tabungan di Bank tersebut. Karena saya percaya, bahwa simpanan saya dijamin oleh pemerintah sesuai dengan syarat bunga tadi. Kedua, carilah bank yang peduli pada nasabahnya. Banyak bank yang mengklaim melayani nasabah sepenuh hati. Padahal gombal. Semua jenis transaksi yang dilakukan nasabah dikenakan biaya. Ibarat kita menyatakan 'aku cinta kamu' kepada pacar, tapi tidak disertai dengan hal-hal yang konkret. Pacar tidak kita jemput, makan di restoran bayar sendiri-sendiri, dll. Jadi kayaknya program Ayo ke Bank bakal sia-sia belaka kalau perbankan masih bertahan dengan egonya masing-masing. Terakhir, jangan menyimpan seluruh uang anda di satu bank. Jadi misalkan anda memiliki dana 100 juta, sebaiknya simpan di dua atau tiga bank berbeda. Mengapa? Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan. Misalnya, kartu ATM tertelan atau hilang atau rusak. Kita masih bisa mengambil uang dengan kartu ATM yang lain di saat2 mendesak. Demikian saran dan tips dari saya. Terima kasih.

    BalasHapus
  6. tips yang menarik. saya sendiri memiliki lebih dari satu rekening bank. seperti yang anda kemukakan maksud saya juga sama, jaga2 bila salah satu jaringan ATM bank tersebut rusak.

    BalasHapus
  7. kalau saya malah lebih senang di bank lokal/daerah misal BKK karena biaya adm rendah, tetap ada undian meski jaringan sedikit tapi gak gampang bocor , gemana....

    BalasHapus
  8. @anonim

    bank lokal memang terlihat lebih menarik terutama bila ada program undian mengingat undiannya hanya seputar nasabah bank lokal tersebut (kemungkinan menang lebih tinggi)

    BalasHapus
  9. kalo saya mending di bank toyib aja deh...walaupun jarang pulang..yang penting duitnya banyak..rekening juga makin nambah..:-P

    BalasHapus
  10. @anonim

    pilihan yang menarik tuh, sayangnya bang toyib mau gak ya kasih rekening tambahan .. .. asal bukan rekening kartu kredit (yang tinggal tunggakaannya)

    memang kalau tujuan menabung itu investasi, mungkin ada baiknya setelah terkumpul, langsung di buatkan deposito.

    di beberapa Bank seperti BRI, sebetulnya ada produk tabungan anak yang tanpa biaya administrasi, nah lho tetap dapat bunga lagi

    mungkin ini jawabannya ... rekening gaji tetap di BRI, rekening investasi di junio. kalau sudah terkumpul pindah ke deposito atau investasikan di emas, saham secara langsung atau lewat manajer investas.

    BalasHapus

Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?

Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami

:: klikmenurutsaya ::