Advertorial Bisnis Online

Kisah caleg kalah pemilu

Setelah beberapa hari memperhatikan nasib caleg yang kalah pemilu ditelevisi, ingin juga saya membahas mengenai berita kehidupan caleg ini usai kalah dalam pemilu lalu. Seperti yang kita tahu, tidak sedikit caleg yang mengeluarkan banyak uang untuk berusaha duduk di kursi legislatif. Banyak dari mereka tidak dapat menerima kekalahan dan menjadi stress dan bahkan harus dirawat di pondok dan mendapat pengobatan alternatif untuk menghilangkan kekecewaannya. Namun demikian ternyata ada lagi kasus yang lebih buruk.


Semalam saya melihat berita bahwa caleg yang kalah ada yang menjadi anarkis. Ada kasus dimana sebelumnya mereka menyumbang material untuk membangun masjid namun setelah kalah material sumbangan tersebut diminta kembali.

Ada juga caleg yang nekat merubuhkan jembatan yang menjadi akses ke desa lain. Caleg tersebut mengaku dia yang telah membangun jembatan tersebut dan berjasa bagi banyak orang. Namun karena dia tidak terpilih, hatinya kecewa lalu merusak jembatan tersebut.

Kasus lain adalah adanya caleg yang mengunci sebuah sekolah dengan dalih guru sekolah tidak memilihnya walaupun dia pernah menjadi kepala sekolah disana. Peristiwa serupa juga dilakukan caleg yang mengunci sekolah taman kanak kanak.

Ada lagi cerita tentang caleg kalah yang ingin membongkar sebuah jalan umum. Dia mengaku dahulu kakeknya yang membangun jalan tersebut namun dia kecewa karena tidak mendapat suara sebanyak yang diharapkannya untuk duduk di kursi DPR.

Sebuah kasus ironis lain justru diceritakan oleh orang tua saya sendiri. Seorang ibu muda nekat menjual tokonya seharga 750jt sebagai modal untuk menjadi caleg. Namun karena gagal menjadi caleg, ibu ini nekat gantung diri dengan kondisi hamil 4 bulan.

Dengan adanya fenomena ini lantas saya berpikir mungkin kata teman saya ada benarnya juga tentang caleg artis. Mereka memiliki dana lebih sebagai modal dan lebih mementingkan popularitas. Dengan kualitas kepemimpinan yang sama-sama dipertanyakan antara caleg artis vs non artis, rasanya pemimpin dengan otoritas militer jauh lebih menjanjikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?

Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami

:: klikmenurutsaya ::