Pencurian Identitas
Singkatnya pencurian identitas adalah penggunaan identitas orang lain untuk melakukan tindakan tertentu (biasanya finansial) sehingga seolah-olah korban adalah yang melakukan tindakan tersebut.
Identitas yang dicuri biasanya :
- KTP (NIK)
- Nama
- Alamat
- Nomor Kartu Kredit
- Nomor Rekening
- Nomor HP
- Password
Lalu bagaimana cara pelaku mencuri identitas orang lain?
Skimming Kartu Kredit dan Debit
Skimming Kartu bisa dilakukan di ATM maupun di alat khusus yang memang digunakan untuk merekam nomor kartu kredit maupun debit. Yang dicuri sebetulnya hanya nomor kartunya. Nomor kartu yang sudah didapat akan digandakan ke kartu lain sehingga seolah-olah ada dua kartu pada satu rekening yang sama.
Setelah menggandakan kartu calon korban, pelaku kemudian akan berusaha menebak PIN atau mungkin sudah merekam PIN yang dimasukkan oleh korban saat bertransaksi di ATM melalui alat perekam yang disamarkan.
Hacking akun sosial media, internet banking maupun situs jual beli
Cara yang paling cepat untuk mendapatkan data seseorang sebetulnya adalah sosial media. Banyak sekali pengguna internet yang secara sengaja memberikan data rahasia kepada "teman" di sosial media yang dapat dipakai oleh pelaku untuk melakukan pencurian identitas. Khusus situs jual beli dan internet banking tentunya setelah di hack dapat digunakan pelaku untuk bertransaksi finansial seolah-olah dilakukan oleh korban.
Membongkar dokumen dan tagihan yang sudah dibuang.
Banyak dari kita tidak sadar bahwa dokumen yang kita buang bisa jadi alat untuk melakukan pencurian identitas. Seringkali penulis juga hanya menyobek kertas menjadi tiga bagian untuk dibuang di sampah. Namun tentunya bila yang kita sobek informasi sensitif bisa saja pelaku akan mengambilnya dan mencoba membacanya untuk mendapat data yang dia perlukan. Untuk di kantor penulis sarankan selalu menggunakan penghancur kertas untuk membuang dokumen yang dirasa penting.
Email dan Situs Palsu
Modus penipuan dengan cara ini sangat efektif untuk penggunaan internet yang masih awam. Perlu diketahui nama dan alamat email pengirim bisa di masking sedemikian rupa sehingga terbaca sebagai nama dan alamat email yang lain. Contoh modus penipuannya mungkin begini :
Pelanggan [nama toko online] kami mencatat ada beberapa login yang sepertinya berusaha masuk ke sistem kami dengan tidak sah. Untuk meningkatkan keamanan transaksi anda, lakukan perubahan password secara berkala (ubah password).
Ketika pengguna awam melakukan klik ke link ubah password diatas, browser akan mengarahkan ke halaman ubah password yang disediakan oleh pelaku dimana situs tersebut sama dengan situs resminya hanya saja alamat url nya berbeda.
Pelaku akan merekam password lama dan password baru lalu kemudian segera melakukan transaksi yang dia perlukan atas nama korban. Tentunya yang paling diincar oleh pelaku adalah user dan password internet banking.
Menyamar sebagai contact center palsu
Salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk melakukan penipuan adalah gendam melalui telepon. Berbeda dengan gendam, kali ini pelaku menelpon korban untuk mendapatkan data dengan cara berpura - pura sebagai call center palsu. Korban yang tertipu akan memberikan data sensitif seperti tanggal lahir, nama lengkap, nama ibu kandung dsb yang semuanya akan dipakai pelaku untuk melakukan tindak kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Punya pendapat yang berbeda?
Ingin bertanya lebih lanjut?
Kami sangat berterima kasih bila anda berkenan untuk menuliskan beberapa patah kata di kotak komentar kami
:: klikmenurutsaya ::